ASYIKNYA SUNNAH RASUL DI Hari Jum'at


Berita Islam - Menjelang malam jumat banyak orang yang bilang waktunya sunah Rosul, dan kebanyakan dari kita menganggap sunah Rosul di malam jumat adalah bercinta dengan istri. Padahal sunah Rosul itu bukan hanya itu saja, terus kenapa sunah Rosul diidentikkan dengan hubungan suami istri? Sebenarnya ada apa pada malam Jum’at?

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Janganlah kamu khususkan malam Jum’at dari malam yang lain untuk shalat dan janganlah kamu khususkan hari Jum’at dari hari yang lain untuk berpuasa, kecuali seseorang diantara kamu berpuasa padanya (tidak mengkhususkan hari Jum’at)“. [HR. Muslim juz 2, hal. 801]. Itulah salah satu hadits tentang tidak mengkhususkannya malam/hari Jum’at untuk melakukan ibadah sholat dan puasa.

Sedangkan ada pendapat yang bilang kalau Ibnu Hazm berkata “Suami wajib menjimak istrinya sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan, kalau tidak, berarti ia durhaka terhadap Allah.” Jika Ibnu Hazm berbicara tentang kewajiban “bercinta” bagi suami istri, Imam Al Ghazali menjelaskan mengenai kepatutannya.

“Sepatutnya suami menjimak istrinya pada setiap empat malam satu kali. Ini lebih baik…” kata ulama bergelar hujjatul Islam itu. Namun, Al Ghazali tidak memaknai batasan itu secara kaku. “Bahkan sangat bijaksana kalau lebih dari sekali dalam empat malam, boleh pula kurang dari itu, sesuai kebutuhan istri.”

Lalu jika perlu memilih hari dalam “bercinta”, adakah keutamaan malam Jum’at dibandingkan malam-malam lainnya? Dalam hal ini, hadits yang sah dijadikan rujukan adalah riwayat Tirmidzi nomor 496, An-Nasai 3/95-96, Ibnu Majah nomor 1078, dan Ahmad 4/9. Hadits-hadits itu senada, yang terjemahnya sebagai berikut:

“Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau, niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun, balasan puasa dan shalat malam harinya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)

Sering juga kita dengar hal ini yang fatalnya juga dianggap sebagai hadist: "Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” Dalam hadits yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi. Hadist di atas tidak akan ditemukan dalam Kitab manapun. Baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Dan akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits sunnah Rasul pada malam Jum’at tersebut apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi adalah sama sekali bukan hadist alias karangan orang-orang yang iseng dan gak jelas.

Sunnah Rasul yang sesungguhnya untuk dilakukan pada malam/hari Jum’at, diantaranya adalah

1. Memperbanyak membaca Shalawat

Sabda Nabi SAW, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pd hari jum’at, maka barangsiapa yg paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku”. (HR. Baihaqi)

Maksudnya adalah perbanyak shalat sunat karena disitu ada shalawat.

2. Membaca Al Qur'an khususnya surat Al Kahfi.

Sabda Nabi SAW,: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at”. (HR. Al Hakim)

Membaca di sini dalam artinya membaca ayatnya, lalu dikaji, direnungkan dan diaplikasikan dalam keseharian. Dan seyogyanya bukan hanya QS Al-Kahfi saja, tapi dilanjutkan dengan surat-surat lainnya.

3. Memperbanyak do’a

Rasulullah SAW bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yg memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tsb melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tsb jatuh setelah ‘ashar”. (HR. Abu Dawud)

Maksudnya adalah sepanjang hari jum'at.

4. Shalat Jum'at

Rasulullah Saw bersabda, “Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit". (HR.Abu Daud dan Al Hakim).

Sangat disayangkan dengan adanya penyempitan makna dari sunah Rosul yang mestinya luas, menjadi berkonotasi ke hubungan suami istri. Karena berhubungan suami istri tidak mesti dilakukan di hari Kamis (malam Jum’at). kecuali bagi yang punya program ingin mempunyai momongan, mungkin bisa dijadikan salah satu pertimbangan.


*Dirangkum dari berbagai sumber.